megaswaranews.com, Jakarta – Baru-baru ini, VIral sebuah video musik berjudul Iclik Cinta yang dinyanyikan oleh Mala Agatha dan Icha Cellow tengah viral di media sosial. Namun, video tersebut tak luput dari kritikan tajam publik. Banyak yang mengecam karena musik video tersebut berlatar di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Bung Karno di Blitar tanpa izin resmi.
Tidak hanya itu, penampilan kedua penyanyi yang mengenakan busana minim di lokasi yang dianggap bersejarah ini dinilai tidak sopan dan kurang menghormati nilai-nilai budaya serta tempat tersebut.
Kontroversi semakin memanas setelah pihak Perpusnas Bung Karno mengonfirmasi bahwa mereka tidak pernah memberikan izin kepada tim produksi video musik tersebut. Pernyataan ini semakin memicu kecaman dari berbagai pihak yang merasa bahwa video tersebut tidak pantas dan merusak citra tempat bersejarah.
Video ini pun kini menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial, dengan banyak warganet yang menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap penggunaan lokasi bersejarah tanpa izin yang sah.
Minta Maaf
Setelah mendapat kritik tajam, Mala Agatha akhirnya membuat video permintaan maaf terkait kontroversi video musik Iclik Cinta. Namun, meski sudah ada permintaan maaf, Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Blitar tetap melaporkan kasus tersebut karena dinilai telah mencemari nama baik Bung Karno, Sang Bapak Proklamator, dan dianggap tidak pantas di tempat bersejarah.

Mala Agatha memang telah secara resmi meminta maaf, dan video musik tersebut juga sudah dihapus. Namun, menurut Vitta, yang mewakili pihak terkait, masalah ini tidak hanya soal video klip, tetapi juga tanggung jawab dari production house yang merencanakan lokasi pengambilan gambar.
“Proses hukum akan berjalan, kita lihat nanti seperti apa hasilnya. Saya juga sudah dipanggil oleh pihak kepolisian. Kami akan berkomunikasi lebih lanjut dengan mereka,” ujar Vitta.
Dia berharap agar pihak produksi yang merencanakan dan mengkonsep video klip ini juga memberikan permohonan maaf secara terbuka. Vitta menambahkan bahwa penting untuk memberikan edukasi terkait norma sosial dan etika yang ada di Kota Blitar, serta mengakui kesalahan mereka yang melanggar aturan dan rasa hormat terhadap tempat bersejarah.
red.