megaswaranews.com, Solo – Kabar mengejutkan datang dari PT Sri Rejeki Isman (Sritex), yang dilaporkan akan menghentikan operasionalnya pada 1 Maret 2025 mendatang. Ribuan karyawan yang bekerja di perusahaan tekstil ternama ini akan melaksanakan hari kerja terakhir pada hari ini Jumat (28/2/2025)
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno, mengungkapkan bahwa meskipun besok, Jumat, masih ada sidang terakhir peninjauan kembali di Semarang, hasil dari negosiasi sebelumnya telah menghasilkan kesepakatan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah diputuskan pada 26 Februari 2025, dan para pekerja akan tetap bekerja hingga 28 Februari 2025. Namun, mulai 1 Maret, mereka akan berhenti total, dengan tidak ada lagi aktivitas di perusahaan tersebut.
Kabar ini tentu menjadi momen berat bagi karyawan yang telah lama bekerja di Sritex. Banyak yang merasa kecewa dengan keputusan ini, mengingat perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu industri besar di kawasan Sukoharjo. Kini, Sritex akan tutup, meninggalkan ribuan orang yang harus mencari pekerjaan baru.
Mengenal PT Sritex
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau yang dikenal sebagai Sritex merupakan perusahaan tekstil dan garmen terintegrasi yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dengan lebih dari 17 ribu karyawan, Sritex mengoperasikan pabrik besar seluas 70 hektar, menjadikannya salah satu pemain utama dalam industri tekstil nasional dan internasional.
Perusahaan ini fokus pada berbagai lini produksi, termasuk pemintalan, penenunan, pencetakan, pencelupan, dan garmen. Seluruh lini produksi tersebut menjadikan Sritex memiliki kendali penuh atas proses produksinya dari hulu ke hilir. Sebagai perusahaan yang berkembang pesat, Sritex telah membangun reputasi global, khususnya sebagai produsen seragam militer berkualitas tinggi untuk negara-negara anggota NATO dan Jerman. Dengan pengalaman panjang dan pencapaian luar biasa, Sritex juga telah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2013, yang semakin memperkuat posisi mereka dalam industri tekstil dunia.
PT Sritex dari Masa ke masa
Sritex didirikan pada tahun 1966 oleh HM Lukminto sebagai Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki Isman di Pasar Klewer, Solo. Awalnya, perusahaan ini hanya menjual produk tekstil. Namun, dua tahun kemudian, Sritex membuka pabrik cetak pertamanya di Solo yang memproduksi kain putih dan berwarna. Perusahaan terus berkembang, dan pada tahun 1978, Sritex resmi terdaftar sebagai perseroan terbatas di Kementerian Perdagangan dengan nama PT Sri Rejeki Isman. Perkembangan pesat terjadi pada tahun 1982 ketika Sritex mendirikan pabrik tenun pertama yang meningkatkan kapasitas produksinya.
Pada tahun 1992, Sritex memperluas pabrik dengan menambah empat lini produksi dalam satu atap, mencakup pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana. Pada tahun 1994, Sritex dipercaya memproduksi seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman, menandai awal ekspansinya ke pasar internasional.
Meski sempat menghadapi tantangan ekonomi, Sritex berhasil bertahan dari krisis moneter tahun 1998 dan 2008, kemudian terus melipatgandakan pertumbuhannya. Dengan tantangan yang semakin besar, Sritex terus berinovasi dan memperluas jangkauannya.
Pada tahun 2013, perusahaan ini secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham SRIL. Tahun 2014, Iwan S Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia.
Sritex tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga diakui secara internasional berkat komitmennya terhadap kualitas dan inovasi. Pada tahun 2016, perusahaan ini menerbitkan obligasi global senilai 350 juta dollar Amerika yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja dan potensi pertumbuhan Sritex di masa depan.