megaswaranews.com, Sukabumi — Maraknya kasus keracunan massal pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Ekonomi Khusus (Pideksus) Bareskrim Polri, Kombes Pol Nasriadi, turun langsung ke Sukabumi untuk melakukan asistensi dan pengecekan SPPG.
Kehadiran perwira tinggi Polri ini menegaskan keseriusan aparat dalam memastikan program pemerintah pusat dapat berjalan sesuai standar dan benar-benar aman bagi masyarakat.Tim asistensi yang dipimpin Kombes Nasriadi mendatangi dua lokasi penyelenggara MBG, yakni SPPG Yayasan Bangun Bangsa Bersama di Kecamatan Cidolog dan SPPG Yayasan Relawan Ruang Peduli di Kecamatan Cibadak.
Di lokasi pertama, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya bakteri dan jamur pada beberapa menu makanan yang menyebabkan 32 siswa dari PAUD hingga SD mengalami gejala pusing, mual, dan diare. Temuan lainnya yakni air pencucian yang keruh, tangki air berjamur, hingga penyimpanan bahan baku reject yang tidak terpisah.
Sementara di lokasi kedua, meski hasil laboratorium masih menunggu, pemeriksaan awal, tim asistesnsi menemukan persoalan serupa, yakni bahan baku avkir yang masih digunakan, pembuangan sampah berdekatan dengan area produksi dan tidak adanya filter air dari toren.
Kombes Nasriadi menegaskan pihaknya melakukan koordinasi dengan Polres Sukabumi serta mewawancarai langsung pengelola ahli gizi, mitra penyedia makanan, hingga korban keracunan.
“Kami ingin memastikan bahwa standar kebersihan, keamanan pangan, dan tata kelola program benar-benar dipatuhi. Karena ini menyangkut kesehatan generasi muda,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).
Selain itu, sampel makanan juga telah dibawa ke Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kasus keracunan ini menjadi perhatian serius, mengingat program MBG bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, lemahnya pengawasan dan standar higienis justru dapat mengancam kesehatan siswa.
“Program ini baik, tapi jika tidak diawasi secara ketat bisa kontraproduktif. Karena itu semua pihak, baik penyedia maupun pengawas, harus bertanggung jawab penuh,” tambah Nasriadi.
Hingga kini, seluruh korban keracunan dari dua lokasi dilaporkan sudah membaik dan tidak ada yang dirawat inap. Sementara itu, untuk evaluasi menyeluruh akan terus dilakukan agar insiden serupa tidak kembali terjadi (Irf/Isman).