megaswaranews.com, Sukabumi – Bentrokan massa aksi dan aparat kepolisian pecah saat mahasiswa menuntut penolakan RUU TNi di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi, Senin (24/3). Akibat insiden tersebut, sejumlah orang mengalami luka-luka, baik dari pihak demonstran maupun aparat kepolisian Polres Sukabumi Kota.
Ketua DPRD Kota Sukabumi, Wawan Juanda, langsung merespons kejadian ini dengan menyatakan kesiapannya menanggung seluruh biaya pengobatan para korban.
“Mahasiswa datang ke Gedung DPRD, tadi tidak ada yang menangani, jadi atas nama pribadi saya yang akan menanggung biaya pengobatan mereka,” ujar Wawan saat menjenguk korban di RSUD R. Syamsudin SH, Senin malam.
Ia juga memastikan akan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit untuk memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan medis yang optimal.
“Semua biaya pengobatan, termasuk operasi jika diperlukan, akan saya tanggung. Saya akan segera koordinasi dengan Direktur RSUD R. Syamsudin terkait hal ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, yang turut menjenguk korban, mengatakan bahwa proses penanganan medis masih menunggu hasil diagnosa dokter.

“Baik korban dari kepolisian maupun mahasiswa masih dalam pemeriksaan. Saat ini baru ada gambaran awal, jadi kita tunggu hasil medisnya,” ujar Rita.
Ia membenarkan bahwa ada dua korban luka-luka yang saat ini menjalani perawatan di RSUD R. Syamsudin. Salah satu korban adalah anggota Polri yang mengalami patah tangan, sementara seorang mahasiswa dikabarkan mengalami patah hidung.
Aksi unjuk rasa yang digelar gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sukabumi awalnya berlangsung damai. Namun, situasi berubah memanas saat massa mencoba merangsek masuk ke dalam Gedung DPRD Kota Sukabumi yang dijaga ketat oleh ratusan personel kepolisian.
Kericuhan tak terhindarkan, hingga akhirnya terjadi bentrokan yang mengakibatkan beberapa korban terluka. Seluruh korban kini mendapatkan perawatan medis di RSUD R. Syamsudin Kota Sukabumi.
Insiden ini menjadi perhatian publik, terutama terkait mekanisme pengamanan aksi unjuk rasa agar kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.
(Sfz)





















