megaswaranews.com, Puncak Bogor – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bogor selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir dan longsor di sejumlah titik kawasan Puncak. Menanggapi situasi ini, Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, langsung turun ke lokasi untuk meninjau dan menyelidiki penyebab bencana.
Hanif menjelaskan bahwa curah hujan ekstrem yang mencapai 150 mm dalam dua hari menyebabkan luapan air. Namun, ia menilai bahwa perubahan tata ruang di wilayah Jawa Barat turut memperburuk kondisi hingga mengakibatkan longsor dan menelan korban jiwa.
“kami akan melakukan penyelidikan terkait dengan perubahan tata ruang Jawa Barat. dan apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian dalam proses perubahannya” ujar Hanif pada Senin (7/7/2025).
Selain itu Pihaknya akan dalami apakah ada kesengajaan dan atau keteledoran dari perubahan total ruang Jawa Barat kalau kemarin kami masih agak santai dengan menekan tapi ini sudah tidak bisa ditolelir kami akan melakukan langkah-langkah keras untuk menyelidiki keterlibatan semua unsur.
“Korban jiwa sudah mulai berjatuhan—hari ini di Bogor, kemarin di Sukabumi. Kami tidak bisa lagi mentoleransi situasi ini. Kami akan menyelidiki seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan perubahan tata ruang Provinsi Jawa Barat pada 2022,” tegasnya.
Hanif juga mengungkapkan adanya indikasi ketidaksesuaian dalam alokasi ruang. Dari total 1,6 juta hektare lahan, hanya 400 ribu hektare yang sesuai peruntukan. Sementara itu, 1,2 juta hektare lainnya harus melalui kajian ulang secara menyeluruh.
Ia pun mendorong Gubernur Jawa Barat untuk mempercepat proses peninjauan ulang tata ruang sambil Kementerian menjalankan investigasi mendalam. Hanif menekankan pentingnya penataan ruang yang tepat untuk mencegah bencana serupa di masa depan. (wawan.s)