megaswaranews.com, Sukabumi – Sebanyak 10 pegawai Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH Kota Sukabumi (Bunut) diduga kuat terlibat penyalahgunaan Narkoba. Mereka kini dibebastugaskan oleh pihak rumah sakit guna menjalani pemeriksaan di Badan Kepegawaian Daerah Kota Sukabumi.
Plt Direktur RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Yanyan Rusyandi mengatakan sebanyak 10 oknum pegawai kedapatan positif menggunakan narkoba. Pihaknya mengetahui hal tersebut setelah dilakukan screening terhadap seluruh pegawai Rumah Sakit R Syamsudin SH atau Rumah Sakit Bunut pada Juli 2025.
“Jadi kami lakukan lagi screening dan di screening saat ini kami menemukan ada penyalahgunaan napza. Nah, jadi seperti itu. Dan ini (screening) memang kegiatan rutin rumah sakit,” kata Yanyan kepada media Jum’at 15 Agustus 2025.
Total ada 10 oknum pegawai yang dinyatakan positif narkoba. Mereka bertugas di bagian administrasi dan perawat. Empat orang di antaranya berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). “Jadi semua jenis kelamin laki-laki. Dan dari situ ada kalau tidak salah itu, tadi yang status ASN sama TKK BLUD dan satu pegawai outsourcing. Kalau dari sisi profesi, 5 perawat, 4 admin,” lanjutnya.
Setelah mendapati 10 oknum pegawai positif narkoba, dia langsung menindaklanjutinya dengan melakukan pemeriksaan terhadap mereka. “Jadi saya yang BAP (Berita Acara Pemeriksaan) secara langsung, gak bisa di-BAP-nya oleh Kabag Kepegawainya,” ujarnya.
Enam pegawai pemakai narkoba diberi sanksi berupa pemecatan. Sedangkan 4 ASN saat ini dibebastugaskan sambil menunggu keputusan dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Sukabumi. “Setelah dilakukan BAP, yang ASN ini langkah berikutnya adalah dibuat surat keputusan direktur tentang pembebasan tugasan. Jadi mereka dibebaskan tugas,” paparnya. “Jadi saat ini yang 4 sudah berproses ke BKPSDM dan juga ke Pak Wali serta ke Inspektorat,” kata Yanyan menambahkan.
Berdasarkan hasil pemeriksaannya, para oknum pegawai menyalahgunakan narkoba karena merasa stres atas permasalahan rumah tangga. Ada pula yang mengaku ingin mencoba-coba.
“Jadi kalau mereka ada masalah keluarga, dia menggunakan. Ada yang seperti itu. Ada yang satu memang ‘ah saya mah nyoba’, ada yang seperti itu. Mereka memang menggunakan tidak saat jam kerja,” pungkasnya.
(Rezky/Isman).