megaswaranews.com, Cibadak, Sukabumi – Pemerintah pusat saat ini telah mengucurkan anggaran untuk memperkuat struktur pilar jembatan Pamuruyan lama yang masih menjadi jalur utama kendaraan di ruas Jalan Nasional Sukabumi-Bogor.
Terpantau, sejumlah pekerja sedang melakukan pengecoran pada bagian lantai Jembatan Pamuruyan dan akan dilakukan secara parsial dan bertahap.
Major Operasional PT Bhineka Mega Utama (BMU), Iman Firmansah menegaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakannya bukan berkaitan dengan jembatan baru. “Ini reservasi ya, perbaikan jembatan lama. Jadi bukan jembatan baru. Kerja inti kami memperkuat pilar yang di bawah itu,” ujarnya.
Dijelaskannya, pilar di bagian bawah jembatan telah mengalami kerusakan dan terdapat bagian yang bolong akibat tergerus aliran sungai, sehingga perlu diperkuat. Ia menegaskan berkali-kali bahwa pihaknya tidak terlibat dalam proyek jembatan baru yang saat ini terbengkalai. “Saya nggak ada urusan dengan jembatan baru yang mangkrak ini. Ini Cipam lama ya, perawatan,” tegasnya.
Selain tantangan teknis, pekerjaan dihadapkan pada waktu yang sangat terbatas. Proyek ini ditargetkan selesai pada Desember sebelum tahun baru. “Waktu sangat mepet. Pekerjaan ini parsial tapi sangat sulit karena lalu lintas tetap berjalan,” kata Iman.
Untuk menghindari kemacetan parah saat alat berat diturunkan ke loaksi proyek, pihak kontraktor akan melakukan metode manual yang akan lebih banyak diterapkan.
Menurutnya, kondisi lapangan juga diperumit oleh adanya jaringan utilitas seperti pipa PDAM dan kabel PLN yang saling tumpang tindih di area pekerjaan, sebab untuk galian pengamanan air hujan tidak dapat dilakukan sebelum pemindahan jalur utilitas tersebut selesai. “Kami harus menunggu dulu PLN dan PDAM merapikan jalurnya,” tambahnya.
Sementara itu, disisi bantaran sungai, pekerja membangun kisdam untuk menurunkan permukaan air sementara, sehingga proses pembetonan pilar bisa berlangsung tanpa gangguan arus sungai. “Tidak mungkin bekerja dalam kondisi air tinggi, jadi harus dikeringkan dulu dan baru kita main beton,” jelas Iman.
Pekerjaan perbaikan ini merupakan proyek dari pemerintah dengan pelaksana BMU. Iman menyebut nilai anggaran berada di kisaran Rp2,1 miliar, tetapi masih terdapat beberapa penyesuaian teknis sehingga finalisasi anggaran dilakukan sambil pekerjaan berjalan. “Yang penting action dulu karena kondisi di lapangan sudah mendesak,” katanya.
Kendala utama selama pelaksanaan menurutnya, yakni cuaca serta padatnya arus lalu lintas di kawasan tersebut yang tidak memungkinkan penggunaan alat berat secara optimal. “Metodenya yang mahal karena semua harus dipikirkan matang,” pungkasnya. (Irpan/Isman)





















