megaswaranews.com, Mercusuar Gili Selang yang berdiri kokoh di ujung timur Bali, tepatnya di Banjar Dinas Gili Selang, Desa Seraya Timur, Kabupaten Karangasem, menjadi titik navigasi vital bagi kapal-kapal di perairan sekitar. Selain fungsi utamanya, mercusuar ini juga menyuguhkan pemandangan matahari terbit yang memukau bagi siapa pun yang berkesempatan menyaksikannya.
Berjarak sekitar 67 kilometer dari Denpasar, lokasi ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga jam dengan sepeda motor melalui Jalan Ida Bagus Mantra menuju pesisir timur Bali.
Pagi Jumat (13/5/2025) pukul 06.15 Wita, langit Seraya mulai cerah meskipun masih tersisa awan mendung dari hujan semalam. Sekitar 20 menit kemudian, matahari muncul dengan warna kuning telur yang cantik, menciptakan suasana melankolis di sekitar bangunan mercusuar.
“Orang sini biasa bilang matahari terbitnya di selatan karena patokannya gunung. Kalau gunung dianggap di utara, bukan di timur,” kata Wayan Ukir, petugas jaga mercusuar, saat ditemui
Mercusuar ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama difungsikan sebagai ruang kontrol dan tempat operasional mesin lampu suar, lantai kedua menjadi tempat tinggal sementara bagi lima petugas, sedangkan lantai ketiga adalah pelataran terbuka yang terhubung langsung ke menara suar setinggi 45 meter.
Menara utama memiliki enam tingkat dengan enam jendela. Di puncaknya terpasang empat bohlam lampu dan alat penampung sinyal komunikasi yang menghubungkan mercusuar Gili Selang dengan Gili Trawangan, Nusa Penida, serta Distrik Navigasi Benoa.
Meski menawarkan pemandangan menarik, area mercusuar tidak dibuka untuk umum. Petugas hanya sesekali memberikan izin bagi warga naik untuk berfoto pribadi, namun pengunjung dilarang melakukan aktivitas wisata seperti membuat konten di media sosial.
“Dulu saya sering kasih izin naik, tapi hanya untuk foto pribadi dan jangan di-share di TikTok atau Facebook. Ini bukan tempat wisata,” jelas Ukir.
Mercusuar dijaga oleh tiga petugas setiap hari—satu teknisi dan dua petugas pendukung—yang umumnya bertugas selama tiga bulan sebelum dipindahkan ke mercusuar lain di Bali dan Nusa Tenggara. Beberapa di antaranya harus berjauhan dari keluarga selama berbulan-bulan.
Lampu mercusuar mulai dinyalakan pukul 18.20 Wita hingga 06.20 Wita untuk membantu navigasi kapal di malam hari. Pada siang hari, meski lampu tetap berputar, cahayanya tidak menyala agar tidak mengganggu.
Awalnya, mercusuar ini hanya berupa rangka seperti menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Namun pada 2021, bangunan ini direnovasi dan diperkuat menjadi struktur kokoh yang dapat bertahan hingga kini.





















