megaswaranews.com, Bogor – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor melaporkan adanya peningkatan signifikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam beberapa minggu terakhir. Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), hingga Minggu ke-41 tahun 2025, tercatat 195.203 kasus ISPA di seluruh wilayah Kota Bogor.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebutkan, tren peningkatan kasus mulai terlihat sejak Juli 2025. Pada bulan tersebut, tercatat 21.006 kasus, meningkat menjadi 30.950 kasus pada Agustus, sebelum sedikit menurun menjadi 26.597 kasus pada September.
Namun, jika dilihat secara mingguan, jumlah kasus terus meningkat selama lima minggu terakhir, dengan rincian:
-
Minggu 37: 6.214 kasus
-
Minggu 38: 6.578 kasus
-
Minggu 39: 7.163 kasus
-
Minggu 40: 7.002 kasus
-
Minggu 41: 7.508 kasus
“Minggu ke-41 menjadi periode dengan jumlah kasus ISPA tertinggi sepanjang tahun 2025 di Kota Bogor,” ujar perwakilan Dinkes dalam keterangan resmi, Kamis (23/10).
Cuaca dan Kualitas Udara Jadi Pemicu
Dinkes menilai, peningkatan kasus ISPA ini tidak terlepas dari kondisi cuaca panas ekstrem, peralihan musim, dan penurunan kualitas udara di beberapa wilayah. Faktor lingkungan seperti polusi udara, asap rokok, debu, dan ventilasi rumah yang buruk turut memperburuk situasi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebelumnya juga melaporkan lonjakan kasus serupa di berbagai daerah di Indonesia, termasuk peningkatan penyakit influenza, ISPA, dan COVID-19.
Kemenkes menjelaskan bahwa di negara tropis seperti Indonesia, virus influenza beredar sepanjang tahun, namun aktivitasnya meningkat saat peralihan ke musim hujan karena suhu udara lebih rendah dan kelembapan tinggi.
Dinkes Perkuat Kewaspadaan dan Imbau PHBS
Sebagai langkah respons, Dinas Kesehatan Kota Bogor meminta seluruh puskesmas dan rumah sakit untuk memperkuat sistem kewaspadaan dini, memantau tren kasus di wilayah masing-masing, serta aktif melakukan promosi kesehatan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memastikan ventilasi rumah tetap baik, serta menghindari paparan asap rokok dan polusi udara,” kata pihak Dinkes.
Dinkes juga menekankan pentingnya menggunakan masker di tempat umum atau saat sakit, mencuci tangan dengan sabun secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi, dan beristirahat cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk, pilek, demam, atau sesak napas, disarankan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan tepat.
Tentang ISPA
ISPA merupakan infeksi pada saluran pernapasan atas maupun bawah, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru, yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Penyakit ini dapat berlangsung cepat — biasanya kurang dari 14 hari — dan mudah menular melalui percikan droplet saat penderita batuk, bersin, atau berbicara.
Sebagian besar kasus ISPA dapat sembuh dengan pengobatan simptomatik, seperti istirahat cukup, banyak minum air putih, dan konsumsi makanan bergizi. Namun, bila gejala berat seperti sesak napas atau demam tinggi muncul dan tidak membaik setelah tiga hari, masyarakat diminta segera mencari perawatan medis lebih lanjut. (*)