megaswaranews.com, Gunungsindur – Penutupan sejumlah tambang galian di wilayah Bogor barat oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beberapa waktu lalu terus jadi sorotan publik. Kebijakan tersebut disambut positif oleh sebagian besar warga yang merasakan langsung dampak positifnya terhadap lingkungan dan aktivitas harian.
Sebelum kebijakan diberlakukan, Jalan Raya Gunungsindur dikenal sebagai jalur utama truk pengangkut material tambang dari wilayah Rumpin, Parung Panjang, hingga Cigudeg. Kini, suasana di jalan tersebut jauh lebih lengang dan bebas dari debu.
“Sekarang jalanan jadi lebih sepi dan bersih. Dulu kalau lewat sini, debunya tebal dan sering macet karena truk-truk besar,” ujar Badru, warga Gunungsindur, saat ditemui di lokasi, Jumat (24/10).
Ia menambahkan, setelah aktivitas tambang berhenti, kualitas udara terasa membaik dan warga bisa beraktivitas lebih nyaman. “Anak-anak juga tidak gampang batuk lagi. Udara lebih segar sekarang,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Gunungsindur, Jamaludin, menilai kebijakan penutupan tambang memberikan dampak signifikan terhadap penataan wilayah. Menurutnya, jalan-jalan yang sebelumnya rusak akibat kendaraan berat kini mulai diperbaiki dan kawasan pemukiman menjadi lebih tertib.
“Memang ada pro dan kontra. Dari sisi ekonomi, banyak yang terdampak, terutama para pelaku usaha dan sopir truk. Tapi dari sisi lingkungan dan kesehatan warga, ini langkah yang baik,” kata Jamaludin.
Meski begitu, Jamaludin mengungkapkan bahwa sebagian warga meminta agar kebijakan penutupan tambang dibekukan sementara waktu, sambil pemerintah menyiapkan solusi jangka panjang berupa jalur khusus tambang.
“Harapannya, Pemerintah Provinsi bisa membuat jalan tambang yang terpisah dari pemukiman warga. Jadi kegiatan industri tetap bisa berjalan, tapi tidak mengganggu lingkungan sekitar,” ujarnya.
Kebijakan penutupan tambang di wilayah Bogor bagian barat sendiri,merupakan bagian dari langkah Gubernur Jawa Barat untuk menata kembali aktivitas pertambangan dan mengurangi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi berlebihan. (suhanda)