MegaswaraNews.com, Sukabumi – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menyoroti tingginya angka kebocoran air bersih atau non-revenue water (NRW) pada jaringan distribusi milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi dalam rapat paripurna DPRD yang digelar baru-baru ini.
Menurut Ayep, tingkat kebocoran air PDAM saat ini masih sangat tinggi, yakni mencapai 82 persen. Ia menegaskan perlunya langkah konkret untuk mengatasi persoalan ini secara sistematis dan berkelanjutan.
“PDAM ini kebocorannya 82 persen. Kita akan kejar bagaimana kebocoran ini terus berkurang tiap tahunnya,” ujar Ayep dalam sidang paripurna penyampaian pandangan fraksi terhadap Laporan Keterangan Wali Kota Tahun 2025.
Selain itu, Wali Kota juga menyoroti penurunan jumlah pelanggan PDAM dari 20 ribu menjadi 19 ribu. Ia menargetkan kenaikan jumlah pelanggan secara signifikan ke angka 50 ribu dari potensi total pelanggan di Kota Sukabumi yang mencapai 120 ribu jiwa.
“Bagaimana kita bisa menaikkan jumlah pelanggan ini ke angka 50 ribu? Itu menjadi tantangan kita bersama,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, PDAM Kota Sukabumi menyatakan komitmennya untuk menekan angka kebocoran dan meningkatkan kualitas layanan air bersih. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Hubungan Langganan (Hublang), Tia Kusumawanti, pada Kamis (19/6/2025).
“Kami berterima kasih atas perhatian Pak Wali Kota. Masalah kebocoran ini memang menjadi prioritas kami. Tahun ini kami sudah melakukan perbaikan pipa distribusi di beberapa titik rawan dan akan terus dilanjutkan secara bertahap,” ujar Tia kepada wartawan.
Tia menjelaskan, kebocoran air disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia pipa yang sudah tua, kondisi tanah yang labil, serta kerusakan akibat proyek infrastruktur yang berdampak pada jaringan pipa PDAM.
PDAM juga telah mengalokasikan anggaran khusus tahun ini untuk mengganti jaringan pipa tua dan memasang pressure control valve di area rawan kebocoran. Selain itu, teknologi deteksi kebocoran air juga mulai diterapkan secara bertahap.
“Kami meningkatkan sistem monitoring kebocoran menggunakan alat pendeteksi modern. Ini bagian dari upaya kami untuk terus memperbaiki layanan,” tambah Tia.
Tia menegaskan bahwa PDAM terus berupaya memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Kota Sukabumi. Ia juga membuka diri terhadap kritik dan masukan dari berbagai pihak demi perbaikan berkelanjutan.
“Kami terbuka terhadap masukan dan kritik yang membangun. Sinergi dengan pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat sangat kami harapkan untuk mewujudkan pelayanan air bersih yang prima,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah ini, PDAM Kota Sukabumi berharap dapat menekan angka NRW secara signifikan, meningkatkan jumlah pelanggan, serta menjawab tantangan efisiensi dan keberlanjutan pelayanan air bersih di masa depan.
(Isman/Rifki).





















